Our Partners

Gunakan GSunni Mesin Pecari Aswaja, agar tidak tersesat di situs2 wahabi.. klik sini..

PCINU Maroko

get this widget here

Resources

Catwidget2

?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts4\"><\/script>");

Catwidget1

Pages

Catwidget4

?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts4\"><\/script>");

Catwidget3

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Senin, 06 Agustus 2012

Relasi Kemerdekaan dan Ramadhan

Beberapa rentetan sejarah islam mencatat bahwa di bulan ramadhan terjadi beberapa peristiwa di antaranya, penurunan al-quran, perang badar, pembebasan kota Makkah. Di Indonesia ramadhan mempunyai makna tersendiri pada tanggal 9 ramadhan 1367 H. sebagai peristiwa agung lahirnya negara kedaulatan republik Indonesia dengan kemerdekaan yang dianugerahkan dari Allah bukan dari bangsa kolonial, eropa atau tetangga melalui serentetan perjuangan dan pengorbanan rakyat Indonesia.

Tak luput pula di bulan ramadhan rangkaian kewajiban dan amalan-amalan baik lainnya dilakukan untuk mengharap kebaikan dari Sang Pengasih dan Menghidupkan, seperti puasa, baca al-quran, shalat tarawih dan lain-lain. Apabila dikaji maka dalam terma kehidupan sehari-hari puasa di siang hari menyebabkan kelemahan fisik yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari seseorang dan amalan malam hari seakan-akan menyita waktu masing-masing individu untuk mendapatkan pahala sebanyak mungkin.

Manfaat puasa diantaranya mengekang dan mengendalikan diri dari nafsu dan keinginan yang dilarang oleh hukum Islam sehingga di siang hari orang yang terbiasa bisa makan pada siang hari akan mengerti susah dan duka kaum lemah yang bisa menimbulkan dan menciptakan rasa simpatik, solidaritas dan perhatian terhadap lingkungannya. Begitupula amalan malam hari dengan berjamaah dan aktifitas tadarrus di mushalla-mushalla dan masjid-masjid memberi kesan semangat kebersamaan dan persatuan membangun sebuah masyarakat yang rukun, harmonis dan dinamis.

Menurut kesehatan dan kedokteran, Dr. Mac Fadon, salah seorang dokter kelas dunia yang memiliki minat pengkajian terhadap puasa dan pengaruhnya mengatakan, “semua orang membutuhkan puasa meskipun ia tidak sakit. Karena racun-racun makanan dan obat-obatan sering terakumulasi di dalam tubuh, sehingga akan membuatnya jatuh sakit, dan membebaninya hingga memperlemah aktivitasnya. Jika orang melakukan puasa, maka dia akan terbebas dari resiko-resiko racun tersebut serta akan merasakan vitalitas dan kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.”[1]

Karena itu bergerak dan beraktivitas selama berpuasa Islam merupakan tindakan positif dan penting yang meningkatkan kapabilitas kerja liver dan otot. Selain itu keduanya juga bisa membersihkan racun dalam tubuh dan melindunginya dari resiko pembludakan zat-zat kotor di dalam darah.

Meminjam Istilah Dr. Mahler dalam sebuah makalah yang ditulisnya mengenai obesitas, manusia zaman modern makan bukan karena lapar, akan tetapi ia makan untuk memenuhi nafsu makannya.[2] Fakta penelitian tersebut bisa dikorelasikan dengan semangat perjuangan yang di iringi ideologi rahmat dan keberkahan dalam bulan ramadhan mengobarkan api semangat persatuan untuk menggalang dan meraih kemerdekaan, mengisinya dan meneruskan cita-cita bangsa Indonesia.

Walaupun fakta sejarah juga menyatakan terjadi perdebatan sengit antara Kaum Muslim yang dipelopori para Santri dan Ulama dengan Para Nasionalis dengan pemahaman ilmunya yang tak hanya didapat dari negeri pertiwi saja dalam menyongsong kemerdekaan. Fakta itu bukan berarti sebuah perpecahan melainkan mencari solusi terbaik untuk masa depan negara dengan mencurahkan dan mengemukakan ideologi masing-masing untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Perbedaan ini yang menjadi cisri khas dinamika dan kehidupan plural rakyat Indonesia dengan berbagai adat kebudayaan dan bahasa yang berbeda-beda tetapi tetap satu kesatuan Negara Kedalutan Republik Indonesia mengambil ideologi agung Bhineka Tunggal Ika, berlandaskan Pancasila. Sekali merdeka tetap merdeka!!!

[1] Dr. Abdul Jawwad as-shawi,, Terapi Puasa; Manfaat Puasa Ditinjau Dari Perspektif Sains Modern, Terjemahan Aan Wahyudin, Republika, cet. I, 2006, M.Y. Sukkar, HA. El-Munshid and M.S.M Ardawi, Concise Human Physiology.

[2] Dr. Muhammad Ali al-Barr, As-Shawm wa Amradh as-Samnah, Dar as-Sa’udiyyah li an-Nasyr wa at-Tauzi’, cet/ I, 1984, hlm. 18

Comments :

0 komentar to “Relasi Kemerdekaan dan Ramadhan”