Our Partners

Gunakan GSunni Mesin Pecari Aswaja, agar tidak tersesat di situs2 wahabi.. klik sini..

PCINU Maroko

get this widget here

Resources

Catwidget2

?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts4\"><\/script>");

Catwidget1

Pages

Catwidget4

?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts4\"><\/script>");

Catwidget3

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Selasa, 06 Desember 2011

Dongeng Sebelum Tidur

Kisah Inspirasi  
Keutamaan Membaca sholawat Sebelum Tidur
  Oleh: Muannif Ridwan* 
                                                                             
Dahulu ada seorang laki-laki dari Iraq sedang menunaikan ibadah haji bersama anaknya. Selama di tanah suci laki-laki itu selalu bersama anaknya dalam setiap langkahnya, sampai tidur pun mereka berdua berada dalam satu kamar. Beberapa hari kemudian setelah sampai di Makkah, orang laki-laki itu jatuh sakit dan hingga akhirnya meninggal dunia. Singkat cerita, anaknya itu kebingungan ketika melihat ayahnya telah pergi meninggalkannnya untuk selama-lamanya dan yang paling mengejutkan dan membingungkan dalam kejadian itu, tiba-tiba muka sang ayah itu berubah wujud persis seperti muka babi. Dalam kebingungannya, si anak itu keluar dari penginapannya untuk mencari bantuan kepada masyarakat.
         
          Maklumlah saat itu tengah malam, sehingga dia tidak mendapati seorang pun yang bisa dimintai pertolongan. Setelah kesana-kemari akhirnya anak itu bertemu dengan seorang laki-laki tua. Anak itu langsung menceritakan apa yang terjadi pada dirinya kepada laki-laki tua itu. Setelah mendengar ceritanya, laki-laki itu menasehatinya agar kembali kepenginapan untuk menunggu jenazah ayahnya hingga orang-orang telah bangun dipagi hari. Akhirnya anak itu menuruti nasehat si kakek itu. 

Setelah beberapa jam anak itu menunggu jenazah ayahnya, maka rasa ngantuk pun mengampirinya hingga akhirnya hampir ketiduran. Nah, disaat itu tiba-tiba datanglah seorang laki-laki bertubuh besar memakai jubah putih menghampirinya lalu menyapanya, “kenapa kamu kelihatan bersedih nak ?”. Si anak itu menjawab,”Ayahku telah meninggal”. Lalu laki-laki itu menasehatinya, “sudahlah jangan bersedih, semua makhluk hidup nanti akan mengalami hal yang sama seperti ini, begitu juga kmu”. “tapi meniggalnya ayahku ini sangat aneh pak, masak mukanya berubah seperti muka babi”, kata anak itu. Lalu laki-laki itu bilang, “apa benar yang kamu katakan itu, coba saya pengen lihat”. Kemudian anak itu menunjukkannya kepada laki-laki itu. Ternyata apa yang dikatakan anak itu benar.
          
              Kemudian laki-laki itu mengusap wajah jenazah itu, tanpa menghitung detik tiba-tiba muka yang sebelumnya persis seperti muka babi hutan itu berubah wujudnya seperti semula dan bahkan tampak bersinar seperti rembulan. Saking senangnya melihat hal itu, anak itu langsung menarik jubah laki-laki itu supaya tidak pergi dari sisinya dan bertanya, “siapa kamu sebenarnya?”. “Saya mustafa”, jawab laki-laki itu. Karena kurang puas dengan jawaban itu, si anak itu kembali bertanya,”bapak ini Mustafa orang mana?” “saya mustofa rasulullah, saya kemari diutus Allah untuk memberi syafaat kepada ayahmu ini”, tegas laki-laki itu.

Karena penasaran dengan apa yang telah terjadi pada ayahnya, si anak itu tidak tinggal diam. Dia kembali bertanya,” wahai rasulullah mengapa ayahku bisa seperti ini?”. “Begini nak, ayahmu itu sebenarnya telah mendapatkan hukuman dari Allah. Karena ayahmu itu kalau meminjamkan uang selalu minta bunganya. Maka, seharusnya mulai dari alam kubur hingga sampai akhirat muka ayahmu itu akan terus seperti muka babi. Tapi, perlu kamu ketahui nak, bahwa apa yang telah dilakukan ayahmu itu lantaran karena kebodohannya dan  ayahmu itu sebelum tidur selalu berwudlu dan membaca sholawat kepadaku sebanyak seratus kali. Maka ketika ayahmu meninggal langit itu bergoyang. Lalu Allah memanggilku untuk memberikan syafa’at buat ayahmu ini’’, jelas laki-laki itu. Sebelum pergi laki-laki itu berpesan, ‘‘makanya nak, kamu yang masih diberi kesempatan hidup di dunia ini, perbanyaklah membaca sholawat kepadaku’’.
 (semoga bisa menjadi motivasi bagi kita yang masih mempunyai kontrak hidup)


فضل الصلاة علي النبي المصطفى
كان رجل عراقي مسافرا إلى مكة لأداء فريضة الحج ومعه ابنه. وبعد أن قضى فيها أسبوعا كاملا أصابه مرض شديد حتى أتاه اليقين. وكان ذلك في منتصف الليل. وخلاصة القصة :أنه لما رأى ما حدث لأبيه من الوفاة حزن حزنا شديدا والذي جعله حزينا أكثر في هذه الحادثة تحول وجه أبيه حتى صار كوجه خنزير.

فخرج الولد من الفندق الذي كان يبيت فيه أبوه لطلب المساعدة من المجتمع المحلي ولكنه لم يجد أحدا منهم ليساعده. وبعد محاولته في البحث عدة مرات وجد أخيرا شيخا هرما, فأخبره بما حدث لأبيه. فنصحه الشيخ بأن يرجع إلى محله لكي يحرس جنازة أبيه حتى يصبح.

وبعد ساعة من الحراسة جاءه رجل كبير الجسم أبيض الثوب, فقال له: ما بك أيها الولد, لقد رأيتك حزينا؟ فقال الولد : إن أبي قد توفيّ . فهدّأ الرجل قلبه وقال : لا تحزن, إن جميع مخلوقات الله تعالى فى العالم لهم أجل مسمى فإذا جاء أجلهم لا يستأخرون ساعة ولا يستقدمون, كذلك أنت يا أيها الولد . وقال له الولد : يا سيّدي, ينبغي لك أن تعلم أن وفاة أبي ليست كوفاة الناس عادة وذلك أنه تغير وجهه حتى صار كوجه خنزير, فأمرالرجل أن ينظر إليه. ففتح الرجل كفن تلك الجنازة ووجده وجه خنزير. ثم مسحه بباطن كفه. فتغيّر ذلك الوجه فورًا وعاد كما كان من قبل وتلألأ تلألأ القمر ليلة البدر.

          ولما أراد الرجل أن ينصرف أمسك الولد بثوبه ثم سأله : من أنت يا سيّدي؟ قال الرجل : أنا مصطفى رسول الله. فتعجّب منه الولد تعجّبا وسأله مرة ثانية : يا رسول الله, لماذا تغيّر وجه أبي؟ فأجابه الرجل :اسمتع إليّ أيها الولد, والدك  قد حصل على هذا العقاب من الله. لأنه كان يأكل أموال الناس بالباطل عن طريق الربا. فكان ينبغي  أن يستمر هذا العقاب بعد وفاته  إلى يوم الوعيد. ولكنه فعل ذلك جهلا و كان لا يدع الوضوء ولا الصلاة عليّ مائة مرة قُبَيْلَ النوم مدة حياته. فتزلزلت السماء لما سمعت بوفاته. ثم بعثني الله إليه لأشفع له.
          وقبل أن ينصرف الرجل وصّاه فقال له : ((أيها الولد, عليك بكثرة الصلاة عليّ مادامت الروح في جسدك)).

                                 
                         Penulis adalah Mahasiswa S1 Universitas Imam Nafie, Maroko*

Comments :

0 komentar to “Dongeng Sebelum Tidur”