Indonesia-Maroko dulu, kini dan nanti
Layaknya Arjuna dan Karna atau Sugali dan Sugriwa hubungan Indonesia dan
maroko memang kabur di telan jauhnya
jarak, padahal seperti kita kenal salah seorang penyebar Agama islam bernama
Maulana malik Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan Sunan Gresik konon berasal
dari keturunan negri Amazigh (Suku
barbar di Maroko.red) ini, belum lagi pengarang buku wajib bagi para santri
yang hendak mendalami gramatika arab yang di negaranya lebih dikenal dengan
nama Ibnu Ajjurum yang meski kini keberadaan makamnya tidak diketahui.
Sedang bagi para pecinta madzhab sufi atau tasauwf Negara ini merupakan asal dari pencetus
Tarikat tijaniyyah salah satu tarikah mu'tabarah (di akui.red) di
nusantara. Juga tempat asal penyusun
kitab kumpulan shalawat Dalailul
khairat. Dan sebelum itu semua, Ibnu Batutah telah membuka jalur
persahanbatan antara Mghrib dengan masyriq melalui rihlahya ke Nusantara pada
tahun
1345 masehi, ia menggambarkan Samudra pasai tempat ia
merapatkan kapalnya di Nusantara dengan begitu indah.
”Negeri yang hijau dengan kota pelabuhannya
yang besar dan
indah,” tutur sang pengembara berdecak kagum.
indah,” tutur sang pengembara berdecak kagum.
Kedatangan
penjelajah asal Maroko itu mendapat sambutan hangat dari para ulama dan pejabat Samudera Pasai.
Sedang Ir. Soekarno , Putra sang fajar dengan Orde lamanya mencoba
menyambung kembali hubungan Indonesia dan maroko bahkan dunia yang sempat
terputus oleh penjajahan, maka pada 2 mei 1960 ia beserta rombongan tiba di Bandara
Sale, Rabat. Dalam kunjungannya guna menguatkan kemerdekaan Maroko yang di
inspirasi dan di dukung KTT Asia Afrika, dan berlanjut dengan di bukanya
perwakilan Indonesia di maroko yang menjadi cikal dari kedutaan besar meski
sempat mengalami penutupan sementara.
****
Sejak pengangkatannya sebagai Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh
Republik Indonesia pada tahun 2010, H. Tosari Widjaya dengan modal
pengalamannya dalam berorganisasi bertekad bersama para Staf-nya menjadi Dream
team untuk melanjutkan Hubungan baik antara Indonesia dan Maroko. Kerjasama
yang ia buat bersama para pengusaha dari kedua Negara menjadi titik tolak
perbaikan ekonomi bagi Indonesia dan Maroko. Sedangkan dalam bidang Budaya
pihak KBRI giat dengan berbagai acara – acara Diplomasi guna memperkenalkan
Buday a Nusantara, pun menjadi fasilitator bagi kebudayaan Maroko. Dan yang
paling berkesan dari Dubes kelahiran Probolinggo ini terutama bagi para pelajar
Indonesia di maroko adalah apresiasinya terhadap pendidikan yang begitu tinggi
seakan menjadi motivasi tersendiri bagi para Mahasiwa untuk secepat mungkin
menyelesaikan studinya. Namun itu semua bukan berarti mengecilkan jasa para
Dubes pendahulu, sebab kelebihan dan kekurangan dari suatu masa pastilah
berbeda dengan yang lainnya.
Hal itu menjadi perhatiann para intelektual maghrib yang sebagian besar
merupakan dosen dari universitas di berbagai penjuru Maroko, untuk membentuk
sebuah perkumpulan inteluktual Maroko dengan tujuannya mempererat hubungan
antara Indonesia –Maroko.
Di sisi lain para mahasiswa Indonesia di negeri seribu benteng ini pun
seakan tak mau kalah dalam tugasnya - tentunya setelah belajar – sebaga duta
bangsa, meski masih terbilang ssedikit jika di banding pelajar Indonesia di
Mesir , namun tak melemahkan semangat mereka dalam mempromosikan Indonesia dalam setiap kesempatan.
Ditambah dengan kedatangan mahasisiwa delegasi PBNU yang memberikan
warna tersendiri bagi Indonesia terhadap Maroko yang ternyata memiliki banyak
kesamaan dengan tradisi di Indonesia dari mulai Silaturrahmi pada hari Ied el
fitri, perayaan Maulid Nabi Saw, hingga penghormatan dengan mencium tangan.
***
Berbagai ikatan yang terbentuk antara Indonesia dan Maroko memang
menguatkan indikasi bahwa kedepannya kedua negara dapat memaksimalkan Hubungan
baik dari ekonomi, social, budaya, pendidikan, serta berbagai dimensi lainnya.
Di tambah Indonesia dan Maroko sama-sama menganut kebijakan moderat
dan merupakan anggota organisasi internasional seperti PBB, OKI, GNB,
Kelompok-77 dan Komite Al-Quds.
Sehingga diharapkan akan lahir
penerus Maulana Malik Ibrahim, Ibnu Ajjurum, Syeikh At Tijjani, Syekh Jazuli
yang melanjutkan misi dakwah islam ke seantero jagat. Akan muncul pemikir
seperti Al jabiri, Fatimah Mernissi, Taha Abdurrahman yang menghiasi cakrawala
keilmuaan islam. Dan
Akan terbit Soekarno-Soekarno muda yang member inspirasi kepada dunia.
Rifqi maula
Email: rifqi_elmaula@yahoo.co.id
Penulis adalah mahasiswa yang sedang merampungkan jenjang s1 nya di
kampus Imam Nafie Tanger, Maroko
Comments :
0 komentar to “Indonesia-Maroko dulu, kini dan nanti”
Posting Komentar